Kamis, 13 November 2008

Mendengar Suara Tuhan


Ada seseorang yang tak punya makanan apapun untuk keluarganya. Ia masih punya bedil tua dan tiga butir peluru. Jadi, ia putuskan untuk keluar dan menembak sesuatu untuk makan malam. Saat menelusuri jalan, ia melihat seekor kelinci dan ia tembak kelinci itu tapi luput. Lalu ia melihat seekor bajing, dia tembak tapi juga luput lagi. Ketika ia jalan lebih jauh lagi, dilihatnya seekor kalkun liar diatas pohon dan ia hanya punya sisa sebutir pelor, tapi terdengar olehnya suatu suara yang berkata begini "Berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus."

Namun, pada saat bersamaan, ia melihat seekor rusa yang adalah lebih menguntungkan. Senapannya ia turunkan dan dibidiknya rusa itu. Tapilantas ia melihat ada ular berbisa diantara kakinya, siap-siap untuk mematuknya, jadi dia turunkan lebih kebawah lagi, mengarah untuk menembak ular itu. Tetapi suara itu masih berkata kepadanya, "Aku bilang berdoalah dulu, bidik keatas dan tinggallah tetap terfokus."

Jadi orang itu. memutuskan untuk menuruti suara itu. Ia berdoa, lalu mengarahkan senapan itu tinggi keatas pohon, membidik dan menembak kalkun liar itu. Peluru itu mental dari kalkun itu dan mematikan rusa. Pegangan senapan tua itu lepas, jatuh menimpa kepala si ular itu dan membunuhnya sekali.

Dan, ketika senapan itu meletus, ia sendiri terpental kedalam kolam. Saat ia berdiri untuk melihat sekelilingnya, ia dapatkan banyak ikan didalam semua kantungnya, seekor rusa dan seekor kalkun untuk bekal makanannya. Ular (Iblis) mati konyol sebab orang itu mendengarkan suara Allah.

MORAL CERITA :
Berdoalah sebelum kau lakukan apapun, bidik dan arahkan keatas pada tujuanmu, dan tinggallah terpusat pada Allah.

Jangan kau kecil hati oleh siapapun mengenai masa lampaumu. Masa lampau itu memang tepatnya begitu "sudah lewat, sudah lampau." Hidupilah setiap hari sehari demi sehari. Dan ingatlah bahwa hanya Allah yang tahu masa depan kita dan bahwa Ia tidak akan membiarkanmu melewati daya tahanmu. Janganlah memandang pada sesamamu untuk meminta berkat melainkan lihat dan bergantungkah pada Tuhan.

Ia bisa membuka pintu2 bagimu yang cuma Ia saja yang bisa lakukan. Pintu2 yang bukan kau masuki dengan menyelinap, melainkan yang hanya Ia yang sudah persiapkan bagi dan demi kamu. Jadi, tunggulah, tenanglah, sabarlah: dahulukan Allah dan lain-lainnya akan menyusul dengan sendirinya.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).

Sumber: Jawaban.com

Selasa, 11 November 2008

Anjing Yang Berjalan Diatas Air


Ada sebuah cerita kuno yang lucu namun sangat bermakna. Dikisahkan ada dua orang petani, yang satu selalu bersikap optimis, sedangkan yang satunya selalu pesimis. Suatu hari petani yang optimis berkata, "Hari yang indah, matahari bersinar terang."

Si pesimis menanggapi, "Ya, tapi aku takut jika terlalu banyak sinar matahari, pucuk-pucuk daun akan terbakar."

Jawab si optimis,"Tapi kan curah hujan bulan ini cukup baik."

Nah itu dia, aku juga takut bisa saja kita akan kebanjiran dan tanaman ini akan mati."

Suatu hari si petani optimis menceritakan tentang anjing yang baru dibelinya kepada si petani optimis.

"Sudah lihat anjing pemburu yang baru kubeli belum? Dia adalah anjing pemburu paling hebat yang pernah ada."

"Maksudmu anjing blasteran yang aku lihat dikurung di belakang rumahmu? Menurutku sih kurang bagus."

"Kalau begitu mari kita buktikan besok. Mari kita berburu," tantang si petani optimis.

Pada esok harinya dua petani itu pergi berburu bebek-bebek. Ketika mereka berhasil menembak beberapa bebek, si petani optimis menyuruh anjing tersebut mengambil bebek-bebek tersebut yang jatuh diseberang danau.

Si anjing menuruti perintah petani itu. Tetapi bukannya berenang melewati danau tersebut, si anjing berjalan diatas air mengambil bebek-bebek tersebut dan kembali kepada dua petani tersebut dengan cara yang sama.

"Apa pendapatmu tentang hal ini, dia hebat bukan?"

Setelah menimbang-nimbang si pesimis menjawab, "Hem... anjingmu tidak bisa berenang. Betul kan??"

MORAL CERITA :
Terkadang sebagai manusia kita seperti petani pesimis tersebut, kita tidak bisa melihat hal-hal baik dalam kondisi keuangan kita karena kita hanya terfokus kepada kesalahan dan masalah. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Ditengah-tengah kesulitan sekalipun ada suatu peluang."

Sikap optimis itu lebih dari sekedar percaya dengan apa yang Anda lihat. Optimis itu percaya sebelum melihat. Anda perlu percaya sebelum melihat, karena melihat itu berdasarkan kondisi, sedangkan percaya itu berdasarkan iman.

Kondisi perekonomian saat ini mungkin diluar kendali Anda, namun sikap Anda ada dalam kendali Anda. Untuk dapat melihat peluang bahkan dalam kesulitan seperti ini, pastikan Anda memiliki sikap optimis. Tuhan selalu bisa memberkati Anda dalam keadaan seperti apapun, namun Dia tidak bisa menolong Anda jika Anda tidak bisa mempercayaiNya. Percayailah Tuhan, dan temukan peluang dan berkat-berkat Tuhan yang telah Dia siapkan bagi Anda.

Sumber : Frank Damazio/VM
Jawaban.com

Kamis, 06 November 2008

Resep Menjalani Hidup


Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku,Berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku.

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku. "Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?" "Ya", jawabku.

Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya."

"Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya."

"Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah.Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidakberarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani."

"Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "

Tuhan berkata, "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."

"Saatmu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh sangat tinggi."

Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku. "Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya. "Setinggi yang mereka mampu?" aku bertanya.

"Ya." jawabNya "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadapku dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.

MORAL CERITA :

Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan;hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Sumber : Jawaban.com

Sabtu, 01 November 2008

Memberi Tanpa Pertimbangan


Cobalah untuk mengawali suatu hari Anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata Anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan.

Apakah Anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi dengan suara yang memekakkan telinga. Atau, Anda sedang betrada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat Anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian Anda. Bukankah tak seorangpun ingin memurukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini Anda hanya sedang ‘berlatih' memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan Anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Aryus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan receh atau Berlian yang Anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati.

Sumber : Jawaban.com