Jumat, 29 Agustus 2008

KEBERUNTUNGAN


Ada 3 orang yang setiap hari berpapasan dengan anda di jalan.

Orang 1 : Lewat di depan anda dengan cepat dan tanpa menoleh.
Orang 2 : Lewat di depan anda sambil menganggukkan kepala dan berlalu.
Orang 3 : Lewat di depan anda sambil tersenyum, menyapa dan mengucapkan salam kepada anda sebelum berlalu.

Suatu hari, anda punya rejeki lebih dan ingin berbagi kepada orang lain, anda ingat kepada ketiga orang yang sering anda jumpai setiap hari, dan anda ingin berbagi kepada mereka. Dari ketiga orang ini yang mana kira-kira yang akan anda ingat ? manakah yang akan anda beri ?

Pasti orang 3, benarkan ? Bagaimana pandangan orang 1 dan 2 ? mereka pasti berpikir,"Wah...Beruntung sekali orang 3 yang mendapatkan rezeki'. Apakah benar orang 3 adalah orang yang beruntung ?

MORAL CERITA :

Keberuntungan seringkali dipersepsikan sebagai sebuah anugerah atau nasib baik yang sudah digariskan. Tapi sebenarnya keberuntungan adalah sebuah kondisi yang dapat diciptakan.

Apakah petani dapat memanen padi, atau seseorang dapat menjadi presiden, hanya karena keberuntungan ? Hasil yang mereka dapatkan tumbuh dari benih yang mereka taburkan. Terdapat usaha dan kemauan dalam setiap langkah keberhasilan.

Untuk menciptakan keberuntungan, diperlukan kerendahan hati, kesabaran, keyakinan, dan ketulusan. Keberhasilan dan kesuksesan akan mengikuti setiap jejak dari pikiran dan tindakan yang positif. Ketika ia tiba dihadapan kita, inilah yang disebut keberuntungan.

Kamis, 28 Agustus 2008

PESAN SANG AYAH


Dahulu kala tinggallah 2 orang kakak beradik. Sebelum ayah mereka meninggal, ia hanya berpesan dua hal :
pertama, jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu dan
kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan penyebab hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu : ini gara-gara aku mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa aku tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku. Dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih.

Juga ayah berpesan supaya kalau pergi atau pulang dari rumah ke toko, sebaiknya wajahku tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya aku harus naik becak atau andong. Sebetulya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibu juga bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung : ini semua adalah karena aku mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya aku tidak menagih kepada orang yang berhutang kepadaku, maka aku tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut.

Juga ayah berpesan agar supaya jika aku berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya tokoku buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama.

MORAL CERITA :

Tanggapan kakak beradik terhadap pesan yang sama ini sungguh berbeda. Allah tidak penah selalu memberikan caranya, tetapi ia memberikan hikmat supaya kita menggunakannya dan bertumbuh. Sikap kita menghadapi sebuah situasi menentukan hasilnya.

Your attitude determines your altitude.

Rabu, 27 Agustus 2008

BECAUSE OF LOVE


Tiba - tiba Triana berubah. Dia yang biasanya adalah cewek yang galak, judes, kurang sabar,suka gosip, tiba-tiba menjadi gadis yang menyenangkan. Semua orang membicarakan perubahannya. Ia menjadi gadis yang murah senyum, ramah dan tidak segan-segan mengulurkan tangannya untuk menolong pengemis di lampu merah. Kalau Triana yang dulu, pasti sudah terburu-buru menghindar supaya tidak berpapasan.

Selidik punya selidik, ternyata perubahan Triana dimulai dari rasa sukanya dengan Fendy, yang adalah cowok dengan fasilitas 3T. Tajir, tampan, takut Tuhan. Bahkan begitu mereka jadian, perubahan Triana semakin menjadi-jadi. Ia tidak lagi menjadi Triana yang dulu.

Sampai suatu saat, Triana bertengkar dengan Fendy dan ia keceplosan mengeluarkan kata-kata makian yang biasa ia katakan dulu. Fendy yang terkejut tidak bisa berkata apa- apa, kecuali "inikah karakter asli kamu ?'

Cinta telah membuat Triana berubah. Karakternya ikut berubah karena ingin menyenangkan Fendy. Tetapi jika cinta itu telah pergi, apakah karakter Triana akan kembali lagi ? Cinta telah menjadi motivator perubahan karakter Triana. Cinta telah "memaksa" Triana untuk mengubah perilaku lamanya yang buruk, dan tentu saja kalau perilaku itu dikembangkan terus menerus akan menjadi kebiasaan, kemudian kebiasaan itu akan menjadi gaya hidup yang membentuk suatu karakter.

Jika triana telah mengijinkan cinta untuk mengubah karakternya, ketika cinta itu pergi, karakter Triana tidak akan kembali ke masa lalunya. Tanpa Fendy, Triana bisa saja tetap menjadi Triana dengan karakter yang baru.

MORAL CERITA :

Biasanya cinta membawa perubahan yang baik pada karakter seseorang. Kita pasti pernah mengalaminya. Cinta membuat kita menjadi kita yang lebih baik. Jika cinta manusia bisa membuat kita berubah, kita pasti tahu bagaimana cinta Tuhan telah mengubah kita. Kita bersyukur karena cintaNya tidak pernah berkurang atau berlalu, namun seringkali malah karakter kita yang menjadi luntur.

Hari ini kita ditantang untuk merancang ulang karakter kita di dalam Kristus. Kita adalah ciptaan baru.

(2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu. Sesungguhnya yang baru sudah datang.)

GUNTING GANTI JERUK


Ipeh bercerita, suatu hari ketika ia baru saja kembali dari rumah temannya dimana ada salah satu orang anak temannya itu, seorang anak laki-laki yang masih kecil, sedang memotong sesuatu dengan sebuah pisau dan pisau itu mengenai matanya. Lalu ibunya takut kalau pisau itu akan mengenai mata yang satunya lagi, sehingga ia begitu menjaga anaknya.

Tentu saja setelah mengetahui hal ini, Ipeh menjadi sangat berhati-hati terhadap anak laki-lakinya yang berusia dua tahun. Ia tidak seharusnya bermain-main dengan pisau, gunting, atau apapun yang bisa mencelakainya. Dia harus membuat larangan untuk seorang anak laki-laki dari hal-hal tersebut.

Suatu hari anak Ipeh yang masih kecil itu tengah memegang sebuah gunting. Kakak perempuannya yang melihat hal itu mencoba untuk mengambil gunting itu darinya, tetapi semakin ia mencoba untuk menarik gunting itu dari tangan adik laki-lakinya, semakin adiknya menggenggam erat gunting tersebut. Karena takut akan terjadi kecelakaan yang tidak disengaja, maka ia berhenti merebut gunting dari tangan adiknya.

Tiba-tiba ia teringat kalau adiknya itu sangat menyukai buah jeruk dan ia melihat ada satu buah jeruk di dalam lemari es. Ia langsung mengambilnya dan kembali ke adiknya,"Willie, kamu mau jeruk ?" Adiknya langsung melepaskan gunting itu dan segera mengambil jeruk yang ada di tangan kakaknya.

MORAL CERITA :

Apakah kita sadar, kalau kadang-kadang Tuhan mengambil "gunting" itu dari hidup kita, tetapi ia memberikan kita sebuah "jeruk". Ia memberikan berkatNya sebagai ganti dari malapetaka yang mungkin akan mencelakai kita. Namun seringkali kita menolak untuk melepaskan "gunting" itu. Kita merasa itu adalah hal terbaik yang kita miliki dan tidak akan kita lepaskan, apapun yang terjadi.

Dengan memegang erat-erat "gunting" itu bisa mencelakai kita. Jika Tuhan saat ini sedang memisahkan kita dari hal-hal yang bisa mencelakai kita, bersyukurlah. Sebab ia sedang menyiapkan berkatNya sebagai gantinya.

(Yesaya 60:17 Sebagai ganti tembaga aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi Aku akan membawa peraak, sebagai ganti kayu, tembaga, dan sebagai ganti batu, besi; Aku akan memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungi dan mengatur hidupmu.)

WAIT FOR AN ANGEL


Minggu pagi ini Lenny sedang menunggu shuttle bus untuk pergi ke gereja. Hari itu Lenny berangkat lebih pagi karena akan memimpin pujian di ibadah mandarin service. Walaupun hari itu dia memimpin bersama Angelina, seorang teman yang berasal dari Taiwan, namun tetap saja, dia merasa ada seekor kupu-kupu yang terbang kesana kemari di dalam perutnya. Bukannya lapar, tapi Lenny sangat cemas dan gugup.

Sambil memikirkan tentang hal itu dengan was-was, suara house music yang terdengar keras membuat jantung Lenny berdegup seirama dengannya. "Oh, semakin membuatku sakit kepala saja." Memang setiap minggu pagi ada senam aerobik bersama di dekat kondominium tempat tinggalnya.

Hampir sepuluh menit Lenny berdiri di situ sambil terus menggerutu dalam hati. Musik yang membuat jantungnya ikut berdegup kencang. Rasa gugup. Bus yang tak kunjung datang. Semuanya membuat Lenny tidak tenang. Dia merasa bakal gagal hari ini. Membayangkan bus tidak lewat, dia sakit perut, alat musik ada yang ngadat, pemain musik terlambat. Ah.....

Tiba-tiba, Lenny mulai mendengar suara kicauan burung. Lalu dia menengadah ke atas dan , melihat cerahnya langit pagi itu. Suara pohon yang rimbun dan desiran angin yang lembut. Sebenarnya hari itu adalah hari yang indah. "Mengapa aku harus menggerutu ? Gerutuanku tidak menghilangkan rasa cemasku, tetapi malah menambahinya. Aku menjadi terlalu fokus dengan hal yang buruk sehingga tidak bisa melihat hal baik yang terjadi di sekelilingku," pikir Lenny.

Lima menit berikutnya, bus yang ditunggu tidak juga menampakkan dirinya. Satu menit kemudian sebuah mobil menepi di depan Lenny dan membuka kacanya. Ternyata itu adalah ibu Inge, seorang teman di gereja yang juga sedang menuju ke arah yang sama. Akhirnya Lenny bisa menghemat ongkos dan berhenti berkeringat.

Setting yang Tuhan buat pagi itu dan seharusnya dia sadari adalah berdiri di halte bus selama 16 menit dan menikmati kicauan burung, indahnya langit dan desiran angin, mengucap syukur and wait for an angel.

MORAL CERITA :

Apabila kita telah melakukan yang terbaik dan ternyata apa yang kita inginkan tidak tercapai, biasanya ada hikmah didalamnya. Entah kita dimaksudkan untuk berhenti sejenak dari kesibukan kita sambil menikmati dan mensyukuri indahnya ciptaan Tuhan, atau bisa saja untuk menghindari sesuatu yang tidak baik untuk kita. Contohnya : kemalangan, kecelakaan. Bila kita terdesak dalam suatu keadaan dan kita setulusnya minta pertolongan Tuhan, pecayalah Tuhan akan mengirimkan Malaikatnya buat kita, bisa saja malaikat Tuhan itu berwujud manusia.

TIGA HAL SUPAYA CEPAT KAYA


Ada tiga hal yang bisa kita lakukan supaya cepat menjadi kaya.

Pertama menikahlah dengan orang kaya. Namun kita harus siap untuk diperlakukan tidak adil seumur hidup kita, orang tua kita akan tunduk kepada menantunya apalagi kepada besannya. Hidup kita juga akan selalu dikontrol oleh sistem yang tidak terlihat, yang membuat kita merasa seolah-olah diawasi terus selama 24 jam.

Hal kedua adalah mendapatkan warisan. Namun hal ini berarti kita harus kehilangan orang tua kita. Orang yang kita kasihi dan sayangi. Orang yang tidak akan bisa kembali hidup sekalipun kita mengembalikan dua kali lipat warisan kita. Lalu jika orang tua kita tidak dapat memberikan warisan yang cukup besar, kita juga tidak akan kaya.

Hal ketiga adalah mendapatkan undian. Namun kita akan masuk ke dalam kumpulan orang yang selama hidupnya hanya bermimpi mendapatkan undian. Kemungkinan kita untuk mendapatkannya tergantung kepada kemujuran kita. Inipun cara yang dekat dengan kesia-siaan.

Lalu, bagaimana lagi cara untuk menjadi cepat kaya ?

Tuhan menentang orang yang ingin cepat kaya. Tidak ada usaha yang baik untuk menjadi kaya selain dengan bekerja dan berusaha. Tuhan akan memberkati setiap usaha kita tanpa membuat kita terikat dengan kekayaan itu. Segala sesuatu untuk menjadi cepat kaya akan membuat kita menjadi terikat dengan kekayaan itu.

Uang adalah hamba yang baik tetapi tuan yang jahat. Keinginan untuk cepat kaya adalah seperti menundukkan diri sebagai hamba uang dan bukannya menjadi tuan atas uang.

Tinggalkan keinginan untuk cepat kaya. Tuhan akan memberikan berkatNya kepada orang-orang yang bertanggung jawab dan bisa menjadi pengelola berkat yang baik melalui kerja keras dan ketekunan.

Jangan jadikan kekayaan sebagai tujuan kerja hidup kita.

(Pengkotbah 5:9 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.)

Minggu, 24 Agustus 2008

BEDA ANTARA SURGA dan NERAKA


Dalam mimpinya, seorang pria bertanya kepada Tuhan tentang perbedaan antara surga dan neraka.

"Mari, ikut saya. Saya akan menunjukkan kepadamu neraka,"kata Tuhan. Pria itu lalu diajak ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan tersebut tampak sekelompok orang yang duduk di sekeliling panci raksasa berisi stew.

Semua orang itu tampak sangat lapar dan putus asa. Mereka semua memgang sebuah sendok untuk mengambil makanan dari panci. Tapi tangkai sendok itu jauh lebih panjang dari lengan mereka sehingga mereka tak bisa menyuapkan makanan ke mulut mereka masing-masing. Akibatnya, mereka makin putus asa.

"Sekarang, saya akan menunjukkan kepadamu surga,"kata Tuhan. Pria itu lalu diajak ke sebuah ruang lain dengan pemandangan yang sama. Didalamnya, sekelompok orang duduk mengelilingi sebuah panci besar berisi stew. Mereka juga memegang sendok bertangkai panjang. Tapi di sini, semua orang bahagia dan bisa makan kenyang.

"Saya tidak mengerti. Mengapa orang-orang disini bahagia sedangkan orang-orang di ruang yang pertama tadi menderita padahal kondisinya sama," kata pria itu.

"Jawabannya sederhana. Di ruang ini, orang-orang tersebut mengambil makanan dengan sendok mereka, lalu saling menyuapkan makanan ke mulut satu sama lain. Di ruang yang pertama, masing-masing orang berusaha menyuapkan makanan ke mulut mereka sendiri,"jelas Tuhan.

MORAL CERITA :

Perbuatan baik menciptakan 'surga' untuk diri sendiri dan orang lain.Berbuat baik untuk orang lain mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri.

Sabtu, 23 Agustus 2008

PENYESALAN


Di sebuah gubuk reyot, seorang kakek tua sedang menghadapi kematian dalam kesendirian, "Ah...malangnya nasibku, kini aku tinggal sendiri, tak ada yang peduli".

Terbayang masa mudanya, ia dulunya adalah seorang pemuda yang ganteng dengan karir yang cemerlang. Begitu banyak wanita yang mengejarnya, tapi semua hanya dipermainkan. Sampai akhirnya, ia harus menikahi seorang wanita yang dihamilinya.

Tapi setelah menikah, ia tetap melanjutkan semua petualang cintanya, tak peduli ia pada istri dan anaknya, semua ia abaikan.

Sejuta nasehat yang diucapkan orang-orang terdekatnya hanyalah angin lalu yang tak pernah didengarkan karena ternyata nasib baik terus menyertainya, usaha yang dirintisnya mulai berjalan dan terus berkembang.

Harta dan kemewahan membuatnya semakin lupa daratan, hidupnya hanya untuk bersenang-senang, menghabiskan banyak waktu dengan kesia-siaan. Sampai akhirnya, kejayaan harus berakhir.

Di usia senja, usahanya mulai goyah, satu persatu hartanya harus digadai untuk menutup semua hutang, hingga akhirnya, ia bangkrut. Saat itu, tenaga dan kekuatannya sudah tak ada lagi, ia hanya mampu berharap pada orang-orang disekelilingnya, tapi siapa lagi yang masih peduli ?

Selama ini, semua orang yang seharusnya ada di dekatnya diusir dan diabaikan, sedangkan teman-teman yang selama ini berada didekatnya satu persatu pergi menjauh setelah ia sudah tak punya apa-apa lagi.

Hingga akhirnya, ia tinggal di gubug di tepi rel kereta api, dan hidup dari belas kasihan orang. Ia menyesal, tapi semua sudah terlambat. Ketika akhirnya kematian datang menjelang, ia pergi membawa seluruh penyesalan dan kepedihan....

MORAL CERITA :

Kata penyesalan selalu datang bersama kesedihan, dan ternyata sangat menyakitkan. Hal terbaik yang bisa kita lakukan sebelum kata penyesalan kita ucapkan adalah :

Pertama, pergunakan setiap waktu dengan sebaik-baiknya, jangan disia-siakan, karena waktu tidak akan pernah kembali. Waktu yang terbaik adalah saat ini, sekarang juga !. Jangan menunda pekerjaan, jangan mencari alasan, kalau bisa lakukan sekarang, lakukan !, karena detik berikutnya semua bisa berbeda dan berubah.

Kedua, beri perhatian kepada orang-orang terdekat di sekitar kita. Mereka akan selalu ada ketika kita butuhkan, selalu ada di kala senang maupun susah. Dengan memberi perhatian dan menghormati mereka, maka kita sudah memiliki dukungan dan kekuatan untuk menghadapi semua kesulitan. Jangan abaikan mereka, suatu saat pasti kita butuhkan.

Ketiga, kembangkan sikap peduli pada sesama, kepada siapa saja. Dengan kepedulian, kita sudah melakukan sebuah kebaikan, dan kebaikan itu akan abadi sampai kapanpun juga.

Kita tak pernah tahu, kapan kita membutuhkan bantuan orang lain, tapi yakinlah, ketika rasa peduli sudah menjadi bagian dari diri, maka semua kesulitan akan teratasi.

Jumat, 22 Agustus 2008

KISAH DUA KANTONG


Menurut legenda kuno, setiap manusia terlahir di dunia dengan membawa dua kantong yang dipikul di bahunya.

Kantong depan berisi penuh dengan kesalahan orang-orang lain : kerabat keluarga, teman, tetangga dan lain-lain.

Kantong belakang yang lebih besar, berisi semua kesalahannya sendiri. Karena itu manusia cepat melihat kesalahan orang lain, tapi sering buta dengan kesalahan- kesalahannya sendiri.

BEDA ANTARA SAPI dan BABI


Suatu hari, seorang jutawan dengan kekayaan berlimpah bertanya kepada pendeta,"Mengapa orang-orang bilang saya pelit, padahal semua orang tahu, kalau saya meninggal, saya akan memberikan segala kekayaan saya kepada gereja."

"Saya punya kisah yang menarik tentang sapi dan babi,"kata pendeta. "Babi itu tidak disukai, sementara sapi selalu disayang. Babi jadi heran dan bingung."

"Orang-orang cerita tentang kamu dengan rasa sayang tentang sifatmu yang lembut dan matamu yang memelas,"kata babi kepada sapi. "Manusia menganggap kamu murah hati karena setiap hari kamu memberi mereka susu dan krim. Tapi saya kan juga begitu. Saya memberikan semua yang saya miliki kepada manusia. Saya memberi mereka bacon dn ham. Sampai bulu pun saya berikan untuk dijadikan sikat. Kendati pun begitu, tak seorangpun menyukai saya. Mengapa bisa begitu ?"

"Mau tahu apa jawaban sapi itu ?" tanya pendeta."Sapi itu bilang, Mungkin karena saya memberi ketika saya masih hidup."

MORAL CERITA :

Pemberian yang diberikan ketika pemberinya masih memerlukannya dan bisa menggunakannya jauh lebih bermakna dibanding ketika tidak diperlukan lagi.

Memberikan sesuatu disaat kita bisa menggunakannya perlu pengorbanan, kasih sayang dan keikhlasan.

Rabu, 20 Agustus 2008

KEBERANIAN


Di sebuah pegunungan, terdapat 2 desa, desa A dan desa B yang dipisahkan oleh sebuah jurang yang dalam. Untuk bisa berhubungan, rakyat kedua desa sepakat membuat jembatan gantung yang dapat menghubungkan dua daratan.

Di desa A, ada seorang laki-laki yang tidak berani menyeberang melewati jembatan gantung ini. Setiap kali membayangkan, ia begitu ketakutan, takut jembatannya putus dan jatuh ke jurang.
Banyak orang yang membujuknya, tapi si pria ini tetap bersikukuh dan bersumpah bahwa dia tidak akan pernah mau melewati jembatan itu.

Sebenarnya ia malu, karena semua orang desa menjulukinya si penakut, tapi apa boleh buat, rasa takutnya lebih besar dari semua rasa malu yang harus ditanggungnya.

Suatu hari, kabar ini terdengar oleh seorang guru di desa B. Ia penasaran, ingin bertemu dengan si pria penakut. Ia pun pergi ke desa A dan bertemu dengan si pria penakut, setelah bertemu, lalu guru bercerita,"Saya sengaja datang kemari karena kemarin saya bermimpi, saya diminta untuk menyampaikan harta karun yang ada di bawah rumah saya padamu.

Tapi syaratnya hanya dengan tanganmu harta itu bisa diambil !, kalau sampai malam ini kamu tidak datang, maka harta karun ini akan menjadi milik orang lain, bagaimana mau ?". "Harta karun ??? Yang benar, mau dong...", jawab si pria penakut tanpa berpikir panjang.

Setelah guru pulang, si pria terus tersenyum membayangkan betapa dia akan kaya raya. Seperti dugaan guru, sebelum malam menjelang, si pria penakut sudah ada di depan pintu guru di desa B, mengetuk-ngetuk pintu dengan tak sabaran.

Setelah dipersilahkan masuk, si pria penakut bertanya,"Jadi, mana harta karun yang guru katakan ?". Sambil tersenyum, guru mengajak pria ini masuk ke dalam, menyusuri sebuah lorong, dan ketika tiba pada ujung lorong terdapat sebuah tirai.

Nah...Di belakang tirai ini, harta karun milikmu akan kau dapatkan , bukalah!". Dengan tak sabaran, si pria membuka tirai, dan......."Haaaa.....mana harta karunnya, ini kan cuma sebuah cermin.........!" teriak si pria penakut ini dengan kecewa.

Guru hanya tertawa, lalu berkata"Ha...ha...ha..., apakah kamu tidak melihat harta karun di belakang tirai itu ? Lihatlah dengan teliti ! Kamu sudah melihat diri kamu sendiri, itulah harta karun yang tidak pernah kamu pahami.

Kamu sudah bisa sampai kemari, melewati jembatan gantung yang kamu takuti, melawan cemoohan dan semua ejekan, sampai akhirnya kamu menemukan harta karun kamu yang terpendam, sebuah KEBERANIAN!!!.

MORAL CERITA :

Keberanian dan ketakutan hanyalah sebuah permainan pikiran. Ketakutan muncul karena pikiran terlalu jauh melekat pada angan dan harapan di masa depan yang penuh ketidakpastian.

Pikiran yang penuh ketakutan dipenuhi oleh sebuah kata "BAGAIMANA JIKA............". Karenanya muncul keraguan, jiwa penuh kebimbangan, hati goyah tanpa pijakan.

Berpikir jauh tentang masa lalu adalah kesia-siaan, berpikir terlalu jauh tentang masa depan adalah angan dan impian, berpikir saat ini adalah kenyataan. Hiduplah di alam nyata !, di saat ini dan disini !.

Siapa yang dapat memastikan masa depan ? Semua masih ramalan dan dugaan, masih ada sejuta kemungkinan, jadi mengapa harus ditakutkan ?

Jangan biarkan pikiran berkembang tanpa kendali, ke angan dan dugaan yang tak pasti. Sadarkan pikiran untuk melihat kenyataan, berpikir terang, dan menggenggam kekinian. Cobalah lakukan, pasti akan muncul KEBERANIAN !!!

Senin, 18 Agustus 2008

SENYUMAN


Seorang pengusaha berkeluh kesah, bisnis sekarang susah, semua barang naik harga, konsumen makin sedikit, belanjanya pun semakin pelit, akhirnya, keuntungan makin terjepit. Mana gaji karyawan harus dibayar, biaya terus berjalan, rumah tangga pun harus ditopang....pusing....puuuuu.......siiiiiiinnng.........!

Setiap hari ia uring-uringan , mukanya masam, marah-marah tak keruan, semua serba salah, semua serba tak menguntungkan.,"Mengapa hidup ini begitu susah ? Mengapa harus menimpa saya ? Mengapa ????", keluh si pengusaha dalam kekesalan.

Dalam kemurungan dan keputusasaan, semakin hari , bisnisnya semakin sulit, jalan keluar tak kunjung tiba, semua gelap gulita,"Ah...tak tahu lagi apa yang harus kulakukan..!, katanya pasrah.

Suatu hari, ia datang menemui Guru, bermaksud meminta nasehat. Setelah ia selesai bercerita, dengan muka serius Guru berkata,"Kalau kamu mau menemukan solusi atas masalahmu, kamu harus melaksanakan apapun yang kuperintahkan, mau ?".

Tanpa berpikir panjang si pengusaha mengangguk tanda setuju."OK, mulai saat ini berjanjilah untuk selalu tersenyum !. Pagi-pagi ketika bangun, hadaplah ke cermin dan berilah senyuman untuk dirimu sendiri.

Kalaupun kamu tak bisa tersenyum, ambil dua jarimu, ganjal mulutmu, angkat ke atas, pasti akan muncul senyuman !. Ini artinya, kita memberi penghargaan pada diri kita, yang sudah berjuang dan berusaha dengan sepenuh hati, dan kamu pasti akan merasakan, semangat dan kekuatan akan berkobar Kembali.

Setelah itu berilah senyuman kepada setiap orang yang kamu temui , istri, anak-anak, rekan dan sahabat, karyawan, konsumen, bahkan kepada sainganmu !. Ini berarti, kamu memberi penghargaan kepada setiap orang tanpa membedakan, dan yakinlah, mereka akan merasa bahagia dengan senyuman yang kamu berikan, dan mereka pasti akan membalasnya dengan doa dan dukungan.

Setelah itu, kamu juga harus memberi sebuah senyuman untuk setiap kesulitan maupun keuntungan yang kamu dapatkan. Ini artinya, kamu memberi penghargaan kepada semua kondisi yang telah membuatmu lebih dewasa, yang mampu memahami dan menerima kegagalan maupun kesuksesan. Bisa kamu lakukan ?"

"Hanya senyuman ?", tanya si pengusaha penuh keraguan."Ya...hanya senyuman....!, jawab Guru mantap.

MORAL CERITA :

Apa yang terjadi kemudian ? Kita akan menemukan jawabannya setelah kita praktekkan ! Tetapi, apapun jawabannya, pastilah itu sebuah jalan menuju kesuksesan.

Lihatlah ! Setiap orang yang mengalami masalah, terlihat sangat sulit untuk tersenyum, mungkin ia sudah lupa bagaimana caranya untuk tersenyum, atau mungkin ia tak tahu lagi dimana terakhir kali senyumnya disimpan.

Kalaupun muncul senyuman, pastilah senyuman yang kecut, senyuman dalam tangisan. Orang menganggap senyuman hanya layak dilakukan ketika meraih kesuksesan, kemenangan, dan kebahagiaan.

Padahal, senyuman adalah solusi termudah dan termurah dalam mengatasi persoalan. Mengapa ? Karena senyuman menenangkan, juga meneduhkan, tapi yang terpenting, senyuman memberi harapan !.

Bagaimana rasanya hati kita bila kita mendapat senyuman ? Pasti muncul kebanggaan dan kebahagiaan. Percayalah, semua orang menyukai dan mengharapkan senyuman !

Bila kita selalu memberi senyuman, maka semua masalah dan kesulitan akan berubah menjadi keindahan dan kesejukan.

Minggu, 17 Agustus 2008

MAINKAN BIOLA HIDUPMU


Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh. Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main.

Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak, "Hebat, hebat." Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar.

Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu. Dengan mata berbinar dia berteriak, "Paganini dengan satu senar" Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat terkejut dan kagum pada kejadian ini.

MORAL CERITA :

Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan semua hal yang tidak baik.

Secara jujur, kita seringkali mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah.

Apakah kita masih memikirkan senar-senar kita yang putus dalam hidup kita? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi? Jika memang demikian, janganlah melihat ke belakang, majulah terus,mainkan senar satu-satunya itu. Mainkanlah itu dengan indahnya.

KEBAHAGIAAN


Seorang anak kecil yang sedang bermain-main di taman, dipanggil pulang oleh orangtuanya karena sebentar lagi akan ada ulangan umum. Orangtuanya menasehati,"Jangan bermain-main terus, kamu harus belajar, agar nanti kalau kamu bisa lulus ujian, pasti kamu akan bahagia".

Si anak pun menurut, ia belajar siang dan malam sehingga lulus dengan hasil terbaik. Tapi si anak tidak merasa bahagia, karena ia harus masuk kelas anak jenius, dimana baik materi pelajaran maupun jam belajarnya lebih panjang.

Kembali orangtuanya menasehati," Belajarlah sungguh-sungguh, lupakan dulu nonton dan jalan-jalan dengan teman, hanya membuang-buang waktumu. Ketika kamu lulus nanti, kamu pasti akan bahagia". Si anak pun menuruti nasehat orangtuanya, dan setelah tiga tahun ia lulus dengan nilai sempurna.

Tapi sekali lagi ia merasa tidak bahagia, karena ia mendapat beasiswa dari universitas ternama, artinya ia harus belajar lebih keras lagi karena persaingannya yang tajam. Kembali ia mendapat nasehat dari orangtuanya,"Lupakan dulu pacaran, jangan banyak bergadang, belajarlah yang rajin, nanti kalau kamu sudah lulus dari universitas, kamu pasti akan bahagia".

Mendengar nasehat ini, ia mulai berpikir," Banyak orang yang setelah lulus kuliah, akan merasa bahagia bila bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Setelah bekerja mati-matian mengumpulkan uang, ia mulai berpikir,"Rasanya aku akan lebih berbahagia bila aku mampu membeli rumah dan mobil sendiri".

Maka ia akan bekerja lebih keras lagi, mengumpulkan uang untuk menutup semua cicilan. Setelah cicilan lunas, ia akan berpikir," Ah....aku akan merasa bahagia bila sudah berkeluarga nanti". Tapi setelah berkeluarga dan ketika anaknya masih kecil, biaya ternyata menjadi lebih besar, tentunya dia harus bekerja lebih keras lagi untuk menghidupi keluarganya, tapi ia berpikir,"Nanti kalau anak-anakku sudah besar, aku pasti akan bahagia".

Ketika anak-anaknya sudah besar, ia mulai dimintai berbagai nasehat dan membantu anak-anaknya untuk mandiri, tapi sekali lagi ia berpikir,"Nanti ketika aku pensiun, aku akan punya banyak waktu, dan aku akan merasa bahagia".

Setelah ia sudah tua dan pensiun, ia baru mulai sembahyang, dan ketika ia ditanya mengapa rajin beribadah, ia akan menjawab,"Karena setelah aku mati nanti, aku pasti akan merasa kebahagiaan !". Dan....Kebahagiaan hanyalah menjadi impian.

MORAL CERITA :

Tujuan hidup manusia adalah mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya bisa dirasakan bila ia ada dalam genggaman. Selama ia masih berada di depan, dan kita masih mengejar di belakang, maka kebahagiaan hanyalah harapan.

Di saat angan jauh ke masa depan, memastikan kebahagiaan tetap ada ketika kita datang, maka kebahagiaan hanyalah impian. Untuk merasa bahagia, seseorang tidak perlu harus menjadi kaya atau sukses terlebih dahulu.Kebahagiaan tak perlu dikejar mati-matian, karena kebahagiaan ada di dalam hati dan pikiran.

Merasa puas dengan apapun kondisi dan keadaan yang kita alami saat ini, merasa bersyukur atas semua rezeki yang kita miliki dan dapatkan hari ini, maka kebahagiaan bukan lagi impian, tapi pasti menjadi kenyataan !.

TERBAIK


Di sebuah ruangan rumah sakit. seorang remaja duduk diapit kedua orang tuanya. Di depannya duduk seorang dokter dengan memakai jas putih, dan dilihatnya kedua orang tuanya asyik mengobrol dengan pria ini. Dia tidak mengerti dan memahami apa yang sedang mereka bicarakan, bukannya karena ia bodoh, tapi karena ia tuli !.

Dia tidak mengetahui kalau kedua orang tuanya sedang merencanakan hadiah terbaik untuknya, yaitu sebuah operasi untuk memperbaiki gendang telinga si remaja yang rusak, dengan harapan agar ia dapat mendengar kembali.

Si dokter sudah menjanjikan perkembangan teknologi kedokteran terbaru, yang memungkinkan hal itu. Setelah itu beberapa hari kemudian, ia kembali diajak bertemu dengan dokter yang pernah ditemuinya. Ia hanya pasrah ketika orang tuanya menyuruhnya tidur di sebuah ranjang dan ia disuntik hingga tak sadarkan diri.

Waktu terus berlalu, dan ketika ia terbangun, yang pertama ia sadari adalah rasa sakit di telinganya, rasa sakit disertai bunyi dengung tak tertahankan. Lama ia tersiksa dengan semua ini, dan setelah sembuhpun ia kebingungan dengan semua suara keributan dan teriakan yang tak ia pahami.

Tentu kedua orang tuanya menjadi bingung, mengapa anaknya menjadi penyendiri dan tidak mau keluar rumah, bukankah ia sudah bisa mendengar ? Bukankah semua keindahan musik dan nyanyian merdu kini bukan lagi sebuah kebisuan ? Apa lagi yang kurang ? Bukankah ini adalah hal terbaik yang bisa ia rasakan ?.

Si remaja semakin tertekan, ia tak pernah ditanya apa yang diinginkan, semua suara-suara yang didengarnya hanya menimbulkan penderitaan. Ia merasa yang terbaik adalah ketika semua suara hanya bisa ia rasakan, bukan ia dengarkan !

MORAL CERITA :

Terkadang kita merasa paling mengetahui keputusan yang terbaik bagi orang lain. Dengan segala nasehat yang dimulai dengan sebuah kata,"Aku tahu kok gimana perasaanmu...", kita mulai menyusun dalil-dalil, segala pilihan dan solusi berdasarkan pada pengalaman dan kondisi yang pernah kita temui, kemudia kita berpikir, Nah...inilah keputusan yang terbaik untukmu !.

Apakah semua solusi yang kita berikan adalah hal yan terbaik dan pasti berlaku untuk diri orang lain ? Kehidupan manusia berjuta warna, berbeda latar belakang dan kehidupan, tidak pernah ada persoalan yang persis sama, dan tentunya tidak mungkin ada solusi yang bisa disamaratakan.

Memahami apa yang dibutuhkan, mengerti apa yang diinginkan, mendengar apa yang dikeluhkan, adalah cara terbaik untuk mencari pemecahan setiap persoalan.

Sabtu, 16 Agustus 2008

SEMUA PASTI BERLALU


Seorang pemuda duduk termenung, " Ah..hidup ini begitu sulit, begitu banyak masalah, susah-susah kuliah, setelah tamat malah jadi pengangguran ! Tak ada lowongan, semua mencari tenaga yang sudah berpengalaman. Bagaimana mau berpengalaman...kalau tak pernah diberi kesempatan !!!", omelnya sambil membanting koran harian.

Ia berjalan tak tentu arah, menghilangkan semua kekesalan. Tiba-tiba matanya terpana pada selembar kertas yang tertempel di dinding halte bis kota, kertas itu berbunyi, "SEMUA PASTI BERLALU".

Setelah lama ia renungkan, ia pun akhirnya tersenyum, " Ya...buat apa terus bersedih, semua kesulitan ini pasti berlalu !". Akhirnya ia pun mendapat pekerjaan, sebagai petugas lapangan.
Hujan dan terik matahari sudah menjadi santapan sehari-hari, tapi ia tersenyum, karena ia berpikir,"Semua kesusahan ini, suatu saat pasti akan berlalu", dan ia menjalani hidupnya denga kegembiraan.

Suatu hari ia difitnah oleh sahabatnya, ia dituduh mencuri. Walaupun ia membantah, tapi pengadilan memutuskan lain, ia tetap di penjara.

Di dalam penjara, semua narapidana menjulukinya "mister senyum", mengapa ? Karena ia selalu tersenyum !. Ketika mereka bertanya mengapa ia masih bisa tersenyum di dalam penjara yang begitu kejam dan menakutkan, ia hanya menjawab, "Karena...semua penderitaan ini, suatu saat nanti pasti akan berlalu", dan semua orang ikut tersenyum.

Setelah keluar dari penjara, ternyata ia menjadi seorang pengusaha yang sukses dan terpandang, tapi oleh sahabatnya ia dijuluki "Tuan rendah hati", karena ia tak pernah bangga dan menyombongkan kekayaannya.

Ketika ia ditanya, mengapa ia tetap hidup dalam kesederhanaan, walaupun hartanya berlebihan, ia hanya menjawab,"Karena semua yang aku miliki saat ini, suatu saat pasti akan berlalu", dan semua orang di sekelilingnya mendapat pencerahan.

Ketika ia sudah tua dan ajal sudah menjelang, semua anggota keluarganya berkumpul disisinya, mereka menangis sedih, menangisi rasa kehilangan. Melihat ini, dengan tersenyum ia berkata,"Tak perlu menangisi kematian, karena kematian adalah keharusan dari sebuah kehidupan.

Semua bentuk kehidupan, suatu saat pasti akan berlalu...semua kesedihan dan tangisan pun suatu saat pasti akan berlalu...". Dan... ia pun meninggal dalam kedamaian..dengan senyuman.........


MORAL CERITA :

Kehidupan manusia dikuasai oleh hukum dualisme karena segala sesuatu di dunia ini terdiri atas dua sisi yang paling berlawanan, misalnya siang-malam, gelap-terang, baik-buruk, tua-muda,kesenangan-penderitaan,kegembiraan-kemalangan, dan seterusnya.

Kedua sisi itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Mereka memiliki sifat bawaan sebagaimana hal-hal yang bersifat duniawi. Mereka dua sisi dari sekeping mata uang.

Dari situ dapat disimpulkan, apapun yang memberi Kita kesenangan, juga memberi kita penderitaan. Setiap orang atau hal yang mengikuti kita juga pasti akan meninggalkan kita pada saatnya. Apabila kita meraih keuntungan pada suatu ketika, pada saat lain kita juga akan menderita kerugian

Ketika kita harus memilih salah satu diantaranya hati menjadi ragu dan pikiran penuh kebimbangan, manakah pilihan yang paling benar dan menguntungkan ?

Selama kita berpikir bahwa kedua kondisi ini berada pada sudut yang berbeda dan kita harus memutuskan salah satu diantaranya, maka selama itu pula kita tak akan merasa tenang. Mengapa ? Karena masing-masing kondisi memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam kata,"SEMUA PASTI BERLALU", kita diajarkan untuk berdiri di atas dualisme ini, bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Ketika kita susah, tak perlu terlalu bersedih, karena kita masih bisa tersenyum dan bersyukur, sebaliknya ketika kita jaya, kta tak perlu terlalu sombong, sebaliknya kita harus tetap rendah hati, begitu mengagumkan bukan ?Ingatlah selalu kata-kata ini, renungkan, ketika ia bersatu dengan pikiran, maka akan tumbuh bungan-bunga kebahagiaan.

Jumat, 15 Agustus 2008

KESUKSESAN


Suatu malam, seorang nelayan sedang duduk santai di sebuah warung. Di sampingnya duduk seorang mahasiswa ekonomi yang sedang melaksanakan studi lapangan. Kemudian si mahasiswa bertanya,"Oh..ya, pagi-pagi saya mulai pergi melaut, siang hari saya pulang menjual sebagian ikan yang ditangkap, dan sebagian lagi dibawa pulang untuk lauk di rumah.

Lalu saya bermain-main dengan anak saya, bersamanya mencari kerang dan teripang di pantai hingga sore hari. Malamnya, saya berkumpul bersama teman-teman di warung seperti ini, menikmati minuman, bermain gitar dan bernyanyi, untuk bersenang-senang".

Mendengar hal ini, si mahasiswa pun tertawa dan berkata,"Betapa Bapak tidak mengerti hukum ekonomi. Begini saja, sebenarnya bapak bisa menjadi kaya, caranya, bila Bapak pergi menangkap ikan dari pagi sampai sore hari, tentunya ikan yang Bapak tangkap akan semakin banyak, dan uang yang Bapak kumpulkan pun akan semakin banyak.

Coba bayangkan bila uang itu dikumpulkan dalam setahun, maka Bapak sudah bisa membeli beberapa kapal lain untuk disewakan. Tentunya uang yang Bapak dapatkan akan semakin besar, kapal bertambah banyak dan Bapak akan menjadi saudagar ikan. Bila hasil tangkapan sudah semakin banyak, maka Bapak bisa mendirikan perusahaan pengolah dan pengalengan ikan.

Kemudian bila perusahaan ini makin berkembang, tentunya Bapak bisa menjual sahamnya ke pasar modal, wuiiiih...bayangkan Pak....bayangkan !, Bapak akan menjadi orang yang sukses, dan punya uang bermilyar-milyar !!!".

Pak nelayan hanya bisa melongo mendengar penjelasan rumit si mahasiswa, dan dengan polosnya ia bertanya,"Kalau sudah punya uang bermilyar-milyar, lalu apa yang harus saya lakukan ?".

Tak menyangka ia ditanya demikian, si mahasiswa gelagapan, karena tak pernah menyangka akan mendapat pertanyaan yang tak terpikirkan atau diajarkan di bangku sekolah.

Dalam kebingungan, si mahasiwa menjelaskan,"Ya..uh..tentunya Bapak bisa pensiun, akan bisa lebih bersantai, lebih banyak waktu bermain-main dengan anak di pantai, berkumpul dan bersenang-senang dengan teman-teman...". Mendengar penjelasan si mahasiswa, Pak nelayan tertawa dan berkata, "Bukankah semua itu adalah hal yang saya lakukan sekarang ?"

MORAL CERITA :

Seberapa dalam kita sudah mengerti hakekat kehidupan ? Sebagian besar orang mengartikannya sebagai kesuksesan, karena kesuksesan adalah berkecukupan dan mampu menikmati hidup.

Tapi, apakah kesuksesan menjamin kebahagiaan ? Jangan memandang kesuksesan hanya dari sisi materi dan kehidupan duniawi, tapi salami jiwa, lihatlah dari sisi hati dan perasaan.

Orang kaya belum tentu adalah seorang yang sukses, tapi orang sukses pastilah orang yang "kaya". Sukses berarti melangkah lebih ke depan dengan penuh keseimbangan, artinya mampu menerima semua kekalahan dengan ketegaran, bangkit dan terus melangkah penuh harapan, dan menikmati kemenangan dengan kewajaran.

Kesuksesan ada di dalam setiap langkah dan nafas kehidupan....

Kamis, 14 Agustus 2008

PASRAH


Amir dan Budi sedang berenang di pinggir pantai, Amir adalah seorang juara renang, kemampuan menyelamnya pun patut diacungi jempol. Sedangkan Budi, ia hanya bisa berenang dengan gaya asalan, yang penting bisa mengambang dan tidak tenggelam.

Semakin asyik mereka berenang, tanpa mereka sadari mereka sudah berada jauh dari pantai. Sambil mengambang, dengan mimik gelisah, Budi mengajak Amir balik ke pantai. Melihat ketakutan sahabatnya, Amir yang jagoan renang malah menertawakannya.

Tetapi tiba-tiba, cuaca berubah, langit mendung dan berawan, angin mulai berhembus kencang, dan gelombang mulai menjadi ombak. Tubuh mereka mulai dihantam gelombang pasang, dan arus mulai menyeret menuju ke tengah lautan. Spontan mereka berdua mulai panik dan berusaha berenang ke arah pantai.

Berdua mereka berenang menembus gelombang dan badai. Tapi apa yang terjadi ? Mereka hanya berenang di tempat ! Arus gelombang membuat mereka tidak bisa melaju. "Ah...kiranya ajalku sudah tiba....Oh Tuhan, berilah hamba kekuatan...", doa Budi dalam ketakutan, karena dirinya sudah tidak kuat lagi bertahan.

Dilihatnya Amir di depan terus berenang dengan semangat dan tanpa berhenti. "Aku seorang juara renang, tak mungkin kalah dengan sedikit gelombang ! Akan kukalahkan, pasti aku akan sampai di pantai !", pikir Amir sambil terus berenang.

Akhirnya , dengan badan yang sudah lelah, Budi hanya berusaha mengambang dan pasrah mengikuti arus dan gelombang. Perlahan, tubuh Amir sahabatnya hilang dari pandangan... "Selamat tinggal sahabatku, selamat tinggal semuanya, mungkin kini tiba ajalku....", pikir Budi dalam kepasrahan.

Beberapa waktu kemudian, ternyata cuaca mulai menjadi cerah, badai dan gelombang pun reda. Melihat hal ini, Budi yang masih mengambang mengikuti gelombang, mulai bersemangat kembali,"Ha..ombal menghilang, dan di sana, bisa kulihat pantai, aku harus berenang sekarang !". Dan Budi dengan perlahan berenang di air yang tenang, dan mencapai pantai dengan selamat.

Begitu tiba di pantai, ia berseru memanggil sahabatnya Amir, tapi Amir tak tampak. Ia kemudian bertanya pada beberapa pengunjung dan nelayan yang ada disana, tapi mereka pun tidak merasa melihat sahabatnya.

Ia mulai panik, kemana Amir pergi, atau jangan-jangan...."Ah...tidak mungkin, Amir juara renang, ia pasti selamat sampai di pantai", pikir Budi di dalam hati. Tiba-tiba di kejauhan, ia mendengar orang-orang berteriak. Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari menuju kerumunan orang.

Dan ketika ia tiba....ia melihat sahabatnya sudah terlentang, terbujur kaku, tanpa nafas...Budi menangis, tak mampu berucap, dipandangnya semua orang, dan dari kerumunan seorang Bapak berkata,"Ketika diketemukan, ia sudah tak bernyawa, terseret ombak, mungkin ia terus berenang menembus gelombang, menentang kekuatan alam...."

MORAL CERITA :
Demikian juga dengan gelombang dan badai kehidupan, kapan ia datang, tak bisa diramal pasti. Semua orang tanpa kecuali pasti menghadapi, tak mungkin bisa dihindari.

Haruslah cermat untuk berhitung, kekuatan badai yang kita lawan, bila ia terlalu kuat untuk diterjang, tenangkan hati, jangan terlalu memaksakan diri, karena bila terus dilawan, badan akan lelah dan frustasi akan muncul di pikiran.

Ada kalanya, sehebat apapun seseorang, ia harus pasrah sejenak, membiarkan dirinya mengikuti arus gelombang. Hal ini bukanlah kekalahan, tapi inilah saatnya kita bertahan.

Pada saatnya nanti, ketika gelombang dan badai mulai mereda dan keadaan menjadi lebih tenang, pasti muncul peluang dan kesempatan. Saat itu , jangan sia-siakan, jangan terlena, segera lanjutkan perjalanan, capailah pantai kesuksesan !.






Jumat, 08 Agustus 2008

Bersyukurlah ! Yang Tampak Sering Tidak Seperti Yang Sebenarnya


Dua Orang sakti yang kemalaman di sebuah kota, mendatangi rumah keluarga kaya raya. Keluarga ini kasar dan menolak menampung kedua orang sakti itu di kamar tamu rumah mereka. Tapi menyuruh mereka tidur di lantai dasar (basement) yang dingin.

Ketika menggelar alas di lantai yang keras, orang sakti yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding. Lalu segera memperbaikinya. Orang sakti yang lebih muda heran dan bertanya, mengapa dia melakukannya.

"Yang tampak tidak seperti yang sebenarnya," jawab orang sakti yang lebih tua.

Malam berikutnya, kedua orang sakti ini tiba di rumah petani yang sangat miskin. Tapi pak tani dan bu tani itu sangat ramah dan baik. Kedua orang sakti diajak makan bersama dengan hidangan yang serba terbatas. Di malam hari, pak tani dan bu tani menyuruh kedua tamunya tidur di kamar tidur mereka agar bisa tidur dengan pulas.

Saat matahari terbit pada keesokan harinya, kedua orang sakti itu melihat bu tani menangis tersedu-sedu. Satu-satunya sapi yang menghasilkan susu yang mendatangkan pemasukan untuk mereka, mati terbaring kaku di tanah.

Orang sakti yang lebih muda marah dan bertanya,"Bagaimana kamu bisa membiarkan hal seperti ini tejadi ? Orang pertama yang kita datangi punya segalanya, tapi kamu malah membantu mereka. Keluarga kedua ini hanya punya sedikit, tapi mau berbagi apa yang mereka miliki dengan kita. Dan kamu membiarkan sapinya mati."

"Yang tampak sering tidak seperti yang sebenarnya," jawab orang sakti yang lebih tua, "Ketika kita tidur di basement, saya lihat ada emas yang tertanam di dalam dinding. Karena pemilik rumah sangat serakah dan tak mau berbagi keberuntungan yang didapatkannya, saya menutup lubang itu agar dia tidak menemukan emas itu."

"Lalu tadi malam, ketika kita tidur di ranjang pak tani itu, saya melihat penyakit berbahaya mendatangi bu tani, Lalu saya alihkan ke sapinya. Yang tampak sering tidak seperti yang sebenarnya."

Moral Cerita :
Kadang persis seperti inilah kenyataannya, ketika sesuatu terjadi tidak seperti yang kita inginkan. Kita hanya perlu percaya, bahwa hasil dari sesuatu itu, kendati pun tampaknya buruk, selalu untuk kebaikan kita. Dan ini baru bisa kita ketahui di kemudian hari.

Jadi jika kita merasa sulit tidur malam ini, ingat para tuna wisma yang tak punya rumah untuk berteduh, apalagi berbaring di ranjang atau kasur. Jika terjebak dalam kemacetan lalu lintas, jangan jengkel atau marah. Banyak orang yang jangankan punya mobil, untuk makanpun susah.

Jika kita suntuk di tempat kerja, bayangkan orang-orang yang kena PHK dan sudah berbulan-bulan mencari pekerjaan.

Jika hubungan menjadi buruk, pikirkan orang yang tak pernah tahu bagaimana rasanya mencinta dan sebagai imbalannya, lalu dicinta.

Jika mobil mogok di jalan dan kita tak bisa memperbaikinya, pikirkan orang lumpuh yang pasti sangat bersuka cita jika bisa berjalan.

Jika kita merisaukan lembaran uban di rambut kita, pikirkan pasien kanker yang di-chemo, yang mengharap bisa punya rambut untuk dibelai.

JIka kita merasa tak tahu ke arah mana tujuan kita dan bertanya-tanya hidup ini untuk apa, bersyukurlah. Ada orang yang tak punya kesempatan untuk hidup lebih panjang.

Kamis, 07 Agustus 2008

Sinyal yang Menyelamatkan


Satu-satunya penumpang kapal yang tenggelam akhirnya terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Dia berdoa agar Tuhan menyelamatkannya dan setiap hari memandang ke cakrawala menunggu bantuan. Tapi tak ada satu pun yang datang. Lelah menunggu, ia pun membuat gubuk dari kayu-kayu yang hanyut terbawa ombak sehingga bisa berteduh dari hujan dan panas. Dan untuk menyimpan barangnya yang tersisa.

Suatu hari, pulang dari mencari makan, ia menemukan gubuk kecilnya habis terbakar dengan asap membubung ke langit. "Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi ?" teriaknya sambil menangis.

Keesokannya, pada dini hari, ia terbangun mendengar bunyi kapal yang datang mendekati pulau. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana anda bisa tahu saya ada di sini?" tanyanya kepada salah satu awak kapal yang menolongnya. "Kami melihat asap Anda,"jawab mereka.

Moral Cerita :
Kita sering kali menjadi berkecil hati jika terjadi sesuatu yang buruk. Tapi hendaknya kta jangan berputus asa karena Tuhan selalu menolong dan melindungi kita, pun di saat sedang susah dan menderita.

Kali berikut, jika 'gubuk' kecil Anda terbakar sampai rata dengan tanah, selalu ingat, Tuhan tak pernah meninggalkan kita dan kekuatannya tetap mendampingi kita di saat kita susah dan menderita.

Penderitaan dan kesusahan itu kemungkinan dimaksudkan sebagai sinyal untuk mendatangkan bantuan.

Rabu, 06 Agustus 2008

MEMBERI


Dua anak manusia siap-siap dilahirkan ke dunia. Ketika Malaikat melihat mereka, malaikatpun bertanya,"Kalau kalian diberi pilihan, menjadi orang yang selalu menerima, atau menjadi orang yang selalu memberi, manakah yang kalian pilih ?". Orang pertama buru-buru menjawab sambil tertawa,"Ya...saya pasti pilih untuk selalu menerima dong, asyik kan ?...hidup santai dan tidak perlu bekerja keras, semua pasti sudah tepenuhi". Tetapi orang kedua dengan tenang menjawab,"Biarlah saya menjadi orang yang selalu memberi...".

Mendengar jawaban kedua orang ini, sang malaikatpun berkata,"Kalau pilihan ini memang kehendak kalian, akan kukabulkan !". Dan, seketika mereka berdua lahir ke dunia. Ketika mulai dewasa, terlihat perbedaan kedua orang ini, orang pertama memang selalu menerima tanpa mampu memberi, ia adalah pengemis yang hidup dari menerima belas kasih. Sedangkan orang kedua selalu memberi, menjadi orang kaya dan berkelebihan.

Moral Cerita :

Kita sering menyamakan memberi dengan kehilangan, berkurang, dan kerugian. Persepsi ini akan muncul karena ketika kita memberi, ada bagian dari milik kita yang berkurang, dan kita merasa kehilangan. Apakah demikian ? Mari kita coba uraikan :

Pertama, untuk bisa memberi, apapun bentuknya, baik itu materi, tenaga, pikiran dan cinta kasih, maka kita haruslah terlebih dahulu menjadi orang yang berlebih, lebih kaya, lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih welas asih. Apa artinya ? Artinya ketika kita bisa memberi, maka kita adalah orang KAYA. Hanya orang miskin dan kekurangan yang akan menerima.

Kedua, disaat kita memberi, kita juga akan mendapatkan. Mari kita buktikan, coba kita beri senyuman, apakah kita akan dipukul atau dimarahi ? Tidak bukan ?, malah sebaliknya, kita akan mendapatkan perhatian dan simpati. Jadi di dalam memberi tentunya dengan ketulusan hati, kita akan mendapatkan balasan yang setimpal, bila bukan di dunia ini, tentunya pahala dari Tuhan.

Jadi, jangan pernah ragu untuk memberi, karena di dalam memberi kita akan menemukan keajaiban Tuhan.

SEPENUH HATI


Seorang pemuda merasa stress, usaha apapun yang dilakukannya selalu gagal dan tidak bisa mencapai hasil yang maksimal. Ia sudah mencoba semua saran, dari mengikuti berbagai pelatihan maupun semua kursus untuk menambah pengetahuan. Tapi hasilnya tetap nihil, dan ia mulai bertanya-tanya, apa yang salah dengan dirinya.

Suatu hari, dalam kekalutan ia berjalan-jalan ke sebuah taman. Tapi, taman itu begitu berantakan, banyak sampah berserakan dan rumput liar tumbuh tak beraturan. "Aduh... sayang sekali, taman yang seharusnya begitu indah, menjadi jelek dan kotor, ah akan aku coba bersihkan, toh aku lagi gak ada kerjaan", pikirnya dalam hati.

Dilihatnya ke kiri dan kanan, nah...ternyata di samping taman ada sebuah gudang dengan berbagai perlengkapan. Segera diambilnya peralatan tersebut dan ia pun mulai bekerja. Mula-mula ia bersihkan sampah yang berserakan, kemudian memotong rumput liar dan akhirnya ia menata kembali semua tanaman. Beberapa orang pengunjung yang berada di sana terus memperhatikan, dan ketika ia selesai, semua orang dapat melihat taman sudah tertata rapi, tersusun indah.

Mereka semua memujinya dan kagum dengan keahliannya. Salah satu diantaranya berkomentar, " Hasil yang sempurna, pasti karena dikerjakan dengan sepenuh hati.." DAR...!!! Bunyi jantung si pemuda mendengar kata ini, SEPENUH HATI !. Ya...ketika ia membereskan taman, ia lakukan tanpa beban dan dilakukan dengan mencurahkan seluruh perhatiannya, sepenuh hati, dan hasilnya, memang sempurna !

Rasanya kini ia mulai mengerti apa yang selama ini ia cari, yang perlu ia lakukan hanyalah mengerjakan usahanya dengan sepenuh hati ! Sederhana sekali ! Setelah kejadian itu, usahanya terus berkembang pesat, karena apapun yang ia lakukan, dari melayani konsumen, menyiapkan barang, mendengarkan keluhan, semuanya dilakukan dengan sepeuh hati !

Moral Cerita :

Kesuksesan sangat bergantung pada keseriusan untuk menjalankan. Keseriusan bisa terjadi bila hati, pikiran dan tindakan menjadi satu kesatuan. Untuk mengatasi semua persoalan, dibutuhkan energi yang sangat besar, dibutuhkan konsentrasi dan usaha yang sagat kuat. Semua ini bisa terjadi jika kita melakukannya dengan seluruh kesadaran dan sepenuh hati. Sepenuh hati menimbulkan ketulusan dalam tindakan, sehingga akan muncul pandangan yang positif dan kepercayaan. Bila kepercayaan sudah menjadi dasar dari semua usaha dan tindakan, maka kesuksesan sudah tersedia ketika kita sampai di depan.

Selasa, 05 Agustus 2008

TERBERAT


Seorang karyawan diminta bekerja lembur di kantornya. Seharusnya ia sudah bisa pulang dari tadi , tetapi karena ada proyek mendadak, maka ia bersama beberapa orang rekannya harus menyelesaikan pekerjaan itu malam ini juga.

Dengan rada kesal, karena ia harus kehilangan kesempatan untuk menonton tayangan sepakbola kesukaannya, ia terus mengomel,"Ah..mengapa pekerjaan seberat ini harus keselesaikan malam ini, padahal badan sudah capek karena dibawa kerja dari tadi pagi, nyusahin saja...!". Semakin ia mengomel, ternyata rasa kesalnya semakin memuncak, dan hasilnya, semua pekerjaannya salah terus. "Ahhh...sialan, otak ssudah penuh, mata sudah berat, bagaimana bisa berpikir lagi, bener-bener repotin aja !!!". Jarum jam terus berjalan, beberapa orang rekannya ternyata sudah selesai dengan tugasnya masing-masing dan bersiap-siap untuk pulang, tapi dia...,"Aduh, gawat ! semua orang sudah hampir selesai, tinggal gua nih, aduh...gimana ya...???", pikirannya mulai panik, dan ia mulai memaki semua pekerjaannya yang tidak selesai-selesai.

Seorang rekannya yang hendak pulang mendatangi mejanya, ketika melihat tugas-tugas di mejanya yang masih berantakan dan wajahnya yang penuh kemarahan, rekannya menasehati,"Kawan, hidup jangan dibawa susah, lakukan aja pekerjaan dengan kerelaan, dan...jangan terlalu dipikirkan...", dan rekannya pun berlalu. Lama ia termenung dan ia mengakui bahwa sebenarnya pekerjaan tambahan ini tidaklah terlalu sulit untuk diselesaikan, asalkan ada kemauan. Ia tersadar mengapa dari tadi pekerjaannya tidak bisa selesai," ya, aku tahu sekarang, karena memikirkan semua pekerjaan ini, ternyata jauh lebuh berat daripada mengerjakannya !". Dan, ketika ia menyadari hal ini, segera ia menyelesaikan pekerjaannya dengan kegembiraan dan pekerjaanya semua terasa ringan.

Moral Cerita :

Hal yang paling berat di dunia ini adalah memikirkan persoalan, mengapa ? Karena ketika kita berpikir, segala kemungkinan dan solusi harus dibuat, dan semua alasan serta pembenaran harus diciptakan. Semua itu akan menyedot energi dan konsentrasi yang besar dari badan jasmani, membuat tubuh kita lemah dan hati mudah emosi. Semakin dalam sebuah persoalan dipikirkan, semakin ia akan membebani perasaan.

Lihatlah, orang menjadi stress bahkan menjadi gila bukan karena kecapekan bekerja keras, tapi karena ia terlalu banyak memikirkan persoalan. Ketika pikiran tak mampu lagi memikul beban yang begitu berat, maka ia akan tergelincir dengan posisi "miring". Semua kembali kepada diri kita sendiri, apakah kita ingin beban ini menjadi ringan atau terus bertambah berat. Caranya sederhana, lakukan dan jangan menjadi beban pikiran !

Senin, 04 Agustus 2008

KEMARAHAN


Seorang guru sedang berdoa, memanggil nama Tuhan tanpa berhenti. Tiba-tiba seorang murid memanggilnya. Karena sedang berdoa si guru diam saja. Tapi si murid terus memanggilnya beberapa kali. Karena kesal diganggu terus oleh muridnya, si guru dengan marah berteriak, " Mengapa dari tadi kamu memanggilku terus menerus saja !". Mendengar ini si murid menjawab," Guru, rasanya baru beberapa kali saya memanggil nama guru, tetapi guru sudah begitu marah, bagaimana dengan Tuhan...namaNya guru panggil sepanjang hari..marah tidak ya ???". Si guru tidak mampu menjawab...

Moral Cerita :

Kita marah ketika hati sedang kesal, kecewa, tak puas, tak suka, dan jutaan alasan lainnya. Ketika amarah sudah dilepaskan, banyak yang bilang perasaan menjadi ringan...plong... Tapi, apakah orang lain bisa menerima amarah kita dengan rasa senang ? Ataukah mereka terima dengan kebencian ?

Coba kita perhatikan orang yang sedang marah, jantung berdegup kencang, nafas tersengal-sengal,keringat dingin bercucuran, pikiran menjadi gelap, otak tidak mampu lagi bekerja. Ini adalah reaksi tubuh untuk memproduksi "energi kemarahan". Efek negatifnya, tubuh menjadi lemah karena "terbakar" api kemarahan". Semakin besar kemarahan berkobar, semakin banyak yang akan menjadi arang, badan jasmani, pikiran dan perasaan, sahabat dan kawan, dan semua aspek kehidupan.

Hindari kemarahan, gantikan ia dengan senyuman. Senyuman menenangkan, baik diri sendiri maupun ke semua orang, dan...dunia akan terasa damai dan tentram.