Kamis, 18 September 2008

HAL KECIL YANG MENYEBALKAN


Setelah kejadian 1 September di New York, sebuah perusahaan memanggil beberapa karyawan yang selamat dari perusahaan lain untuk berbagi ruang kantor. Ketika pertemuan di pagi hari, ada beberapa kesaksian mengapa mereka masih hidup. Kejadiannya sungguh mencengangkan dan semua dimulai dari hal yang sederhana.

Asal tahu saja, pemimpin perusahaan itu selamat karena mengantar anaknya yang baru masuk TK. Seorang yang lain selamat karena hari itu adalah gilirannya mengantar donat. Seorang wanita selamat karena jam wekernya tidak berbunyi tepat waktu. Seorang karyawan selamat karena mengalami kecelakaan mobil tidak jauh dari lokasi kejadian.

Seorang lagi selamat karena ketinggalan bis. Ada juga seorang ibu yang pagi itu bajunya terkena tumpahan makanan sehingga terlambat berangkat karena harus ganti baju terlebih dahulu.

Seorang pria terlambat karena mobilnya tidak mo distarter. Satu ibu kembali untuk mengangkat telepon. Seorang lagi terlambat karena anaknya rewel sekali hari itu. Satu bapak tidak mendapatkan taxi. Seorang bapak yang lecet kakinya karena memakai sepatu baru , terpaksa harus mampir ke toko obat untuk membeli Band aid. Itu sebabnya dia masih hidup sekarang.

MORAL CERITA :

Sekarang kalau terkena macet, ketinggalan bis, terlambat memencet lift, masuk lagi ke rumah karena bunyi telepon, atau semua hal kecil yang terasa mengganggu kita, kita bisa berpikir, ini adalah alasan mengapa Tuhan mau kita di tempat ini saat ini.

Kalau besok pagi terjadi hal-hal yang menyebalkan seperti macet, listrik mati, karcis parkir hilang, ketinggalan catatan, atau hal kecil yang bisa bikin frustasi, mengucap syukur. Karena Tuhan tetap bekerja melalui hal-hal yang menyebalkan. Tuhan bisa menggunakan hal-hal yang buruk untuk menjadi kebaikan buat kita.

Kalau keadaan sekeliling kita menyebalkan dan tidak mendukung kita untuk bersukacita, pilihannya tetap ada pada kita. Kita bisa ikut murung dan sebal atau sebaliknya, malah bersukacita dan mengucap syukur karena tahu kalau Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan buat kita.

(Roma 8:28 "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah")

PENSIL


Pembuat pensil mengambil sebuah pensil dan sebelum menaruhnya ke dalam kotak ia berkata,"Ada 5 hal yang perlu kamu ketahui, sebelum aku mengirim kamu ke dunia. Ingat-ingat hal itu dan jangan pernah melupakannya, maka kamu akan menjadi pensil yang terbaik."

"Pertama, kamu akan mampu melakukan banyak hal besar, hanya kalau kamu mengijinkan dirimu berada di tangan Seseorang."

"Kedua, kamu akan mengalami kesakitan saat ditajamkan dari waktu ke waktu, tapi kamu memerlukannya untuk menjadi pensil yang lebih baik."

"Ketiga, kamu akan mampu memperbaiki setiap kesalahan yang kamu perbuat, setelah tangan Seseorang menghapusnya."

"Keempat, bagian yang terpenting dari dirimu adalah apa yang ada di dalammu."

"Kelima, dimanapun kamu dipakai, kamu harus meninggalkan bekas. Tidak peduli kondisinya kamu harus terus menulis."

MORAL CERITA :

Coba kalau kita mengambil pelajaran pensil itu untuk diri kita sendiri, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.

Pertama, kita akan mampu melakukan banyak hal besar, hanya jika kita mengijinkan diri kita berada di tangan Tuhan.

Kedua, ijinkan Tuhan mengasah kita dari waktu ke waktu melalui berbagai masalah hidup, tapi itu akan membuat kita selalu siap dipakai olehNya.

Ketiga, kita bisa saja melakukan kesalahan namun ia akan menghapusnya dan memampukan kita untuk memperbaikinya.

Keempat, bukan apa yang dilihat mata yang menjadi bagian terpenting kita, tetapi apa yang ada di dalam kita.

Kelima, apapun situasinya, kamu akan memberikan dampak di manapun kita berada.
Misi Allah dalam hidup kita harus tercapai.

Hidup kita sedemikian berharga sehingga Tuhan sendiri yang akan memegang kendali. Ia mau membentuk kita seperti yang Ia mau dan memakai kita untuk menyelesaikan misi Allah, yang bisa dikatakan, hanya melalui keunikan kita maka hasilnya akan berbeda

(Matius 16:24 "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.")

Senin, 15 September 2008

PENJARA


Pak Amat berjalan keluar dari pintu lembaga permasyarakatan (penjara). Ia sudah menghuni disana bertahun-tahun dan kini ia dibebaskan, ia dapat kembali menikmati kebebasan.

Karena tak tahu tujuan, ia kemudian duduk di sebuah warung di seberang jalan. Seorang pemuda yang melihat ia kebingungan pun lantas bertanya,"Baru keluar dari penjara ya Pak ?". Tergagap ia menjawab,"Ya...ya...benar Dik..".

Mereka akhirnya berkenalan, setelah itu, Pak Amat pun bertanya pada pemuda ini,"Adik pakai kemeja rapi, pasti Adik kerja di kantoran ya ? , wah pasti senangnya".

Sambil tersenyum sinis, pemuda itu balas menjawab,"Ya...benar Pak, aku kerja di kantoran, tapi kalau bicara senang ?Ha...! mana ada rasa senang, sebenarnya aku benci pekerjaan ini, bosnya galak, kerjanya berat, gajinya pas-pasan, ah....kalau saja aku bisa lepas dari semua ini....", keluh si pemuda sambil menghela nafas.

Melihat ekspresi si pemuda, Pak Amat dengan tersenyum bertanya,"Berarti....Adik masih di dalam penjara ya ?". Mendapat pertanyaan ini, si pemuda tak tahu harus menjawab apa, bisa saja ia menjawab "TIDAK", karena badannya bebas tak terkungkung di dalam penjara, tapi jawaban "YA", untuk pikiran yang terkungkung penjara kehidupan.

MORAL CERITA :

Ketika kita tidak ingin dan tidak merasa nyaman berada di sebuah tempat atau di dalam "penjara"! Ketika itu, pikiran yang muncul hanyalah,"Bagaimana cara melarikan diri dan membebaskan diri dari semua ini ?"

Bila pikiran dan perasaan yang terpenjarakan, ini adalah penjara yang paling menyakitkan. Karena bisa hilang semua harapan, padam semua semangat.

Untuk mengatasinya, cara terbaik adalah dengan merubah pandangan "Aku tidak ingin di penjara" menjadi "Aku merasa nyaman disana".

Memang tidak mudah , tetapi dengan hati lapang dan kesadaran untuk menerima semua kondisi yang tidak menyehatkan, maka rasa sukar dan derita akan jauh berkurang, dan pintu penjara pun akan terbuka.

Senin, 08 September 2008

FOKUS


Sebenarnya Aisyah adalah seorang gadis yang nyaris sempurna. Nyaris ! Ya, jika bukan karena kecelakaan yang telah membuat cacat di wajahnya, mungkin ia adalah seorang gadis yang sempurna.

Ia sangat ramah, baik dan cerdas, menjadi wakil sekolah di setiap perlombaan, baik dalam hal akademik, olahraga, maupun seni dan sosial.Wajah dan penampilannya begitu mengagumkan, membuat iri semua gadis, senyumnya meluluh lantakan hati semua bujang.

Akan tetapi, sebuah kecelakaan tragis telah merubah segalanya, wajahnya menjadi cacat dan mngerikan. Walaupun sudah menjalani pembedahan dan operasi berulang-ulang, cacatnya tak mungkin hilang.

Dulu, ia selalu menjadi idola dan pujaan, sekarang ia harus menghadapi kenyataan, bukan lagi seorang bintang. Kepercayaan dirinya runtuh, ia menarik diri dari pergaulan, tak ada lagi senyuman.

Semua orang merasa kasihan padanya, tapi semakin besar rasa kasihan yang diterimanya, semakin dalam ia tertekan dalam kesendirian.

Suatu hari, Aisyah dipanggil kepala sekolah. Setelah duduk di depannya, kepala sekolah memperlihatkan foto seorang wanita dan bertanya apakah Aisyah tahu siapa dia.

Wanita di dalam foto itu tidaklah cantik, agak gemuk, dan... ia duduk di atas kursi roda !. "Istri bapak, mungkin..?", jawab Aisyah ragu."Ya, ia istri saya !,"jawab kepala sekolah mantap.

Ia melanjutkan,"Dulu ia seorang gadis yang sangat cantik dan pintar seperti kamu, lalu ia mengalami cacat karena kecelakaan, sehingga seumur hidupnya harus menggunakan kursi roda.

Tapi ia adalah seorang wanita yan luar biasa !. Dengan segala keterbatasannya, ia adalah seorang atlet yang mampu mengharumkan nama bangsa, seorang pengusaha yang sukses dan mandiri, dan seorang ibu yang mampu merawat serta mendidik anak-anak kami hingga menjadi orang yang sukses dan berguna.

Nah..sekarang kamu lihat, di dalam foto itu, hal apa yang paling menarik perhatianmu dan mengapa ?". Setelah memperhatikan dengan cermat, Aisyah menjawab,"kursi roda dan rasa kasihan....".

Mendengar jawaban Aisyah, kepala sekolah melanjutkan "Ya...semua orang yang melihat foto ini selalu terfokus pada kursi rodanya , atau dengan kata lain, ketidak berdayaannya, sehingga yang muncul hanyalah perasaan kasihan.

Pernahkah kita berpikir tentang kesabaran, keuletan, dan keteguhan yang ada di dalam dirinya ? Bila kita bisa berpikir demikian, maka yang muncul pasti adalah kekaguman.

Intinya, bila kita fokus pada suatu masalah, maka masalah itu akan mendominasi pikiran kita. Begitu juga dengan kondisi kamu, ketika kamu fokuskan pikiranmu pada wajahmu yang cacat, maka yang kamu rasakan hanyalah kesedihan dan kekecewaan.

Tapi, bila kamu bisa memfokuskan pikirianmu pada semua kelebihan dan kekuatan yang kamu miliki, kamu akan menjadi orang yang berani, tegar dan penuh arti. Masalahnya bukan pada cacatmu, tapi pada pikiranmu !". Aisyah menangis dalam keharuan, ia telah mendapat pencerahan.

MORAL CERITA :

Kebahagiaan dan penderitaan adalah sebuah pilihan. Semua tergantung pada pikiran, bila kita berpikir hal ini baik, maka ia akan menjadi baik, begitu juga sebaliknya, sedernaha bukan ?

Contohnya, saat ini banyak wanita gemuk yang begitu percaya diri dan bangga dengan dirinya, mereka terlihat santai dan bahagia, sedangkan di lain pihak, banyak wanita yang sudah langsing tapi masih merasa khawatir dan selalu was-was dengan berat badannya.

Dua hal yang kontradiktif, lalu apa yang membedakan keduanya ? Semua kembali kepada PIKIRAN. Pikiran menentukan segalanya.

Maka, jagalah selalu pikiran, jangan lengah ! Fokuskan pikiran ke arah kebajikan, maka kebahagiaan akan menjadi kenyataan.

Minggu, 07 September 2008

PIKIRAN YANG SEMPIT


Seorang musafir yang kemalaman meminta ijin menginap di sebuah sekolah. Tapi di sana ada peraturan, tamu yang ingin menginap harus beradu debat, bila ia menang, maka ia boleh menginap.Si guru mewakilkan pada muridnya untuk berdebat, sedangkan dirinya menunggu di luar.

Di dalam ruangan, mula mula si musafir mengangkat 1 jari dan langsung dibalas oleh si murid dengan mengangkat 2 jarinya. Selanjutnya si musafir mengangkat 3 jari. Melihat ini si murid mengepalkan tangan, lalu meninju wajah si musafir.

Dengan menahan kesakitan, si musafir keluar menemui si guru di depan, dan berkata,"Murid anda luar biasa, ketika kuangkat satu jari yang berarti Tuhan yang satu, ia membalas dengan 2 jari yang berarti , Tuhan dan Rasulnya.

Kemudian kuangkat 3 jari yang berarti Tuhan, Rasul dan Ajarannya, dia mengepalkan tangan, mengartikan semuanya adalah satu kesatuan, dan ditinjunya wajahku supaya aku ingat selalu akan hal ini, saya kalah...saya mohon diri".

Setelah si musafir pergi, si murid datang dan menemui guru sambil marah-marah dan berkata"Guru, betapa kurang ajarnya tamu tadi.

Pertama-tama ia melihat mataku yang cuma satu, ia mengejekku dengan mengangkat 1 jarinya. Tetapi, kusabarkan diri, sebagai tamu, kuhormati dia dengan mengangkat 2 jari, memuji dua matanya yang sempurna. Lagi-lagi ia mengejekku, menunjukkan 3 jari, berarti jumlah mata kami berdua yang cuma tiga, hilang kesabaranku, kutinju dia !!!".

MORAL CERITA :

Sering kita berpikir, mengapa orang lain sulit memahami diriku ? Tak mau mengerti keinginanku ? Padahal kita sudah menunjukkan perasaan dengan berbagai cara dan tanda.

Eit....! Jangan mudah menyalahkan orang lain dulu. Mimik bisa menipu, sikap bisa berbeda dengan perasaan. Apakah orang tertawa pasti gembira ? Apakah orang menangis pasti bersedih ? Semua tak pasti. Setiap orang hanya bisa menduga dan menebak.

Jadi kalau mereka keliru dalam menginteprestasi sebuah kondisi, wajar-wajar saja. Hanya pikiran yang sempit yang menganggap dirinya bisa dipahami sepenuhnya oleh orang lain, bagaimana mengharap orang lain memahami diri kita sedangkan kita sendiri pun belum tentu bisa memahami diri sendiri !

Jadi, mulailah membuka komunikasi, jujur dan rendah hati. Sehingga, orang lain bisa mengerti dan memahami.

ARTI CINTA


Seorang gadis mengeluh, setiap kali ia bertanya kepada pacarnya"Mengapa kamu cinta padaku ?", pacarnya tak pernah menjawab, hanya diam dan tersenyum.

Teman-temannya yang lain selalu punya alasan mengapa pacar mereka mencintai mereka, "Karena suaraku yang merdu !" sahut si C.

Semakin lama gadis ini semakin marah dan kecewa."Setiap kali kutanya ia diam, berarti pacarku tidak mencintaiku lagi ! Akan kuputuskan saja dia !", pikir si gadis di dalam hati.Dan, akhirnya diputuskannya sang pacar dan jalinan kasih mereka.

Beberapa bulan kemudian, si gadis pergi ke luar kota , dan terjadi kecelakaan yang dahsyat, wajahnya cacat, ia menjadi bisu, dan kakinya harus diamputasi. Si gadis begitu sedih,"Mana ada lagi laki-laki yang mau mendekati seorang gadis cacat dan tak lagi berarti seperti diriku ?", pikirnya di dalam tangis.

Suatu hari, pacar yang dulu pernah diputuskannya datang. Karena si gadis tak lagi bisa berbicara, dengan menulis di atas kertas ia bertanya kepada mantan pacarnya,"Mengapa kamu masih datang kemari, kini aku cacat dan sudah tidak berarti...".

Si pemuda dengan tersenyum berkata,"Dulu, aku tak bisa menjawab ketika kamu selalu bertanya, mengapa aku mencintaimu. Kalau dulu kukatakan aku mencintaimu karena kamu pandai bernyanyi, tentu setelah kamu bisu, tak ada alasan lagi bagiku untuk mencintaimu, ?Kalau kukatakan karena kamu pandai menari, msih adakah cintaku padamu setelah kakimu diamputasi ? Dan kalau kukatakan karena wajahmu yang cantik dan menarik, tentu cintaku hilang setelah wajahmu cacat dan jelek.

Jadi, dari dulu, sekarang, hingga nanti, aku mencintai kamu tanpa alasan, aku mencintai apa adanya kamu !".

MORAL CERITA :

Cinta adalah memberi,memberi, dan memberi. Cinta yang murni tak pernah meminta, tak pernah menuntut. Ia hadir tanpa pamrih, ia penuh dengan keikhlasan.

Dengan cinta, hidup terasa manis dan indah. Coba kita ingat, ketika masih pacaran, bagaimana rasanya cinta, indah dan membahagiakan bukan ?, mengapa ? Karena cinta selalu memaafkan, selalu menutupi kelemahan dan kekurangan.

Wajah sang pacar berjerawat, dibilang bagai malam dihiasi bintang. Badan sang pujaan gemuk bagai buntelan, dibilang seksi nan menawan, dan seribu satu pembenaran lainnya.

Tapi setelah menikah dan cinta mulai memudar, apa yang dikatakan ? Tahu sendirilah apa jawabannya !. Jadi , jagalah hati dengan cinta, agar hidup terasa lebih indah.

IRI HATI


Andaikan saat ini Anda diberikan uang sejumlah Rp. 50.000,' (lima puluh ribu rupiah), apakah anda menjadi senang ? Pasti senang, hari gene....siapa sih yang tidak senang mendapat rejeki, gratis lagi. Saat ini pasti Anda akan benar-benar bahagia.

Nah ! selanjutnya sahabat di sebelah tempat duduk Anda diberikan uang sejumlah Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). Melihat in bagaimana perasaan Anda sekarang ?

Masihkah ada sisa-sisa kebahagiaan yang barusan anda rasakan ? Ataukah di dalam pikiran Anda mulai timbul pertanyaan, "Mengapa ia mendapat lebih dibanding saya ? Apa sih kelebihannya ? bagaimana sih hitungannya ?" dan seterusnya...dan seterusnya....

MORAL CERITA :

Ketika kita melihat orang lain mendapatkan lebih..lebih sukses, lebih kaya, lebih berhasil, dan lebih bayak dibanding yang kita dapatkan, dapatkah kita memandangnya dengan hati bahagia ? Ungkapan "Senang lihat orang susah, susah lihat orang senang" mungkin lebih tepat menggambarkan keadaan ini.

Perasaan sirik,dengki, dan iri dapat membutakan mata hati, membuat kita tak mampu melihat persoalan dengan jernih. Kita memandang dengan sinis, mencari segala alasan yang mungkin untuk menyenangkan hati, dari mencela sampai mencaci.

Bagaimana kita bisa merasa lebih, bila tak pernah berpuas diri ? Lihatlah ! betapa rasa iri mampu melenyapkan kebahagiaan dalam sekejap dan tanpa kita sadari.

Yakinlah, berapapun yang kita dapatkan tidak akan berarti bila selalu dibandingkan-bandingkan dengan yang berlebih. Semua hal ada kurangnya, ada juga lebihnya, tidak ada satupun yang sempurna di dunia ini.

Berani mengatakan cukup dan berpuas diri, kebahagiaan pasti akan kita raih !.

Rabu, 03 September 2008

SUARA HATI


Seorang ayah dengan anaknya hendak menjual seekor keledai ke pasar. Pagi-pagi mereka sudah berangkat sambil menuntun keledainya. Mula-mula mereka melihat orang-orang menertawakan mereka,"Bodoh sekali mereka, ada keledai tapi tak ditunggangi...!".Mendengar itu mereka berduapun naik ke atas keledai dan melanjutkan perjalanan.

Sambil berjalan, orang-orang kembali mencemooh mereka,"Ayah dan anak tak berperasaan, keledai begitu kecil ditunggangi berdua..!". Mendengar itu, si ayah turun dan si anak tetap menaiki keledainya, sambil berjalan, mereka melihat orang-orang mulai mengejek,"Benar-benar anak tak berbudi, duduk sendiri, membiarkan ayah berjalan kaki...!.Mendengar itu, buru-buru sang anak turun dan ganti si ayah yang duduk di atas keledai.

Mereka melanjutkan perjalanan tetapi kembali orang-orang memarahi,"Orang tua tak tahu diri, enak-enak sendiri, membiarkan anak berjalan setengah mati...!" Mendengar ini, mereka berdua akhirnya turun dan duduk di pinggir jalan, tak tahu apa lagi yang harus dilakukan.

MORAL CERITA :

Demikian juga dalam hidup ini, setiap saat kita akan menemui orang-orang yang akan selalu melihat kesalahan dan kekurangan kita, orang-orang yang iri dan tidak suka atas kebahagiaan dan kesuksesan kita, dan mereka yang lebih sering mengejek dan mencela kita.

Percayalah apapun yang kita kerjakan, tidak ada yang sempurna, tidak ada tindakan yang 100% benar dan bisa menyenangkan semua orang, selalu akan ada kelemahan dan kekurangan.

Ada saatnya, cobalah kita meluangkan sedikit waktu, untuk berdiam di dalam keheningan dan ketenangan, membuka hati dan pikiran, dan mendengar suara hati kita.

Ada kalanya, suara hati bisa menjadi sahabat dan penuntun hidup kita yang terbaik.